MelaluiFirman Tuhan, kita dapat mengetahui kehendak Tuhan dan dapat mendengar janjiNya atas hidup kita. Berikut adalah ayat-ayat Alkitab tentang Firman Tuhan. Ibrani 4:12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia
Arti Kedaulatan Tuhan dalam Agama Kedaulatan Tuhan adalah konsep inti yang ada di dalam agama. Konsep ini merujuk pada hak Allah untuk menjadi penguasa atas seluruh alam semesta. Dalam agama, Tuhan adalah pencipta segala sesuatu dan memiliki kendali penuh terhadap kehidupan manusia di dunia ini. Oleh karena itu, kedaulatan Tuhan juga termasuk dalam aspek moral dan etika dalam seluruh agama di seluruh dunia. Dalam agama Kristen, kedaulatan Tuhan diakui sebagai kuasa Allah yang harus dihormati oleh semua orang. Tuhan adalah penguasa yang memberikan kekuatan kepada manusia untuk mencapai tujuan dalam hidup. Dalam pengertian ini, kedaulatan Tuhan mencerminkan hubungan yang kuat antara manusia dan Tuhan. Dalam agama Islam, kedaulatan Tuhan juga sangat penting. Dalam hal ini, Tuhan diakui sebagai penguasa yang menciptakan alam semesta dan semua makhluk didalamnya. Allah dihormati sebagai penguasa atas kehidupan manusia dan juga menunjukkan bahwa semua tindakan manusia di dunia ini harus sesuai dengan hukum yang telah ditentukan oleh Tuhan. Secara umum, kedaulatan Tuhan merupakan pengakuan atas kuasa Allah yang tidak boleh diganggu-gugat. Seluruh alam semesta, termasuk kehidupan manusia, menjadi tanggung jawab Allah dan akan berakhir dengan keputusan Allah. Oleh karena itu, segala tindakan manusia harus dilakukan dengan penuh hormat dan kepatuhan kepada Allah. Dalam agama Kristen dan Islam, contoh yang dahsyat tentang penghormatan dan kepatuhan yang lengkap kepada Tuhan adalah dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa yang siap mengorbankan segalanya demi menunjukkan loyalitas dan cinta mereka kepada Tuhan. Namun, penting untuk diingat bahwa kedaulatan Tuhan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk melanggar hak asasi manusia atau melakukan tindakan yang merusak lingkungan. Konsep kedaulatan Tuhan harus diterapkan secara bijaksana dan seimbang, dengan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Di samping itu, menjadi kewajiban manusia untuk mencari pengertian Tuhan dan menerapkan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Saul, sebagaimana cerita dalam Alkitab, merupakan contoh yang baik dalam memahami kedaulatan Tuhan. Di sini, Saul diberikan kewenangan untuk menjadi raja atas Israel di bawah pengawasan Tuhan. Namun, ketika Saul mulai merasa terlalu berkuasa dan melanggar hukum Allah, Tuhan mengambil tindakan untuk memberikan hukuman yang pantas atas tindakan Saul, memecatnya dari jabatannya sebagai raja. Tindakan Tuhan ini menunjukkan bahwa kedaulatan Tuhan tidak dapat dilepaskan atau dilanggar oleh siapapun, bahkan oleh pemimpin yang berkuasa. Tuhan memiliki hak untuk mengambil tindakan apapun jika tindakan manusia menyimpang dari nilai-nilai yang diwariskan oleh agama. Hal ini harus dijadikan pelajaran bagi semua manusia, bahwa kebijaksanaan dan moralitas harus menjadi faktor utama dalam setiap tindakan yang dilakukan. Dalam kesimpulan, konsep kedaulatan Tuhan sangat penting dalam kehidupan manusia. Di dalam agama, Tuhan diakui sebagai penguasa yang membimbing manusia dalam hidupnya. Kedaulatan Tuhan juga harus dihormati secara absolut, sehingga tidak menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Saul adalah contoh yang baik dalam memahami pentingnya kedaulatan Tuhan dan pentingnya untuk meningkatkan kesadaran tentang konsep ini di dalam kehidupan kita sehari-hari. Hukum dan Aturan dalam Agama Terkait dengan kedaulatan Tuhan atas tindakan Saul, tak dapat dipungkiri bahwa agama memegang peranan penting dalam menentukan hukum dan aturan dalam kehidupan manusia. Agama sebagai landasan moral suatu masyarakat, mengajarkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertindak. Dari situ, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum dan aturan dalam agama memiliki peran yang besar dalam mengarahkan manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketika berbicara mengenai kedaulatan Tuhan atas tindakan Saul, dapat dilihat bagaimana agama Yahudi memiliki hukum dan aturan tertentu yang harus diikuti oleh umatnya. Salah satu hukum tersebut adalah larangan untuk membunuh Exodus 2013, KJV. Namun, ketika Saul memerintahkan pembunuhan terhadap raja Amalek dan seluruh umatnya, hal ini menjadi polemik dalam agama Yahudi. Meskipun dalam agama Yahudi diperbolehkan untuk melakukan perang atas nama Tuhan, namun hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan sejumlah aturan dan syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah tidak membunuh wanita, anak-anak, dan hewan piaraan Deuteronomi 2010-16. Namun, tindakan Saul melampaui batas tersebut dengan memerintahkan pembantaian terhadap seluruh umat Amalek, bahkan termasuk anak-anak dan hewan piaraan mereka. Sebagai umat yang taat, tentu saja orang-orang Yahudi pada saat itu merasa kebingungan dengan tindakan Saul. Hukum dan aturan dalam agama tidak ditegakkan semata-mata untuk mengekang manusia, melainkan juga untuk melindungi manusia dari bahaya yang mengancam. Dari situ, dapat diambil kesimpulan bahwa mengabaikan hukum dan aturan dalam agama akan membawa dampak yang merugikan bagi manusia itu sendiri. Hal yang sama juga berlaku dalam agama-agama lain. Meskipun hukum dan aturan dalam agama mungkin berbeda-beda, namun semuanya memiliki kesamaan dalam mengajarkan nilai-nilai dasar yang sama, yaitu untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebagai manusia yang mencari kebahagiaan abadi, penting untuk mengikuti hukum dan aturan dalam agama karena hal tersebut adalah cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Selain itu, mengikuti hukum dan aturan dalam agama juga bisa membuat seseorang menjadi lebih baik dan berperilaku lebih sopan santun. Aturan-aturan tersebut mengajarkan cara hidup yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sebagai contoh, di dalam agama Islam terdapat aturan-aturan yang mengajarkan tentang etika dalam pergaulan dan bermasyarakat. Misalnya, larangan untuk mengumpat, mengadu domba, dan merendahkan orang lain. Dengan mengikuti aturan-aturan seperti ini, seseorang dapat menjadi pribadi yang terpuji dan diakui oleh masyarakat sekitarnya. Di dalam agama-agama tertentu, hukum dan aturan juga dapat menjadi alat kontrol sosial yang efektif untuk mengurangi jumlah kejahatan. Misalnya, di dalam agama Hindu terdapat aturan tentang karma dan reinkarnasi. Aturan-aturan ini mengajarkan bahwa apa yang kita perbuat pada hari ini akan memengaruhi nasib kita di kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, hal ini menjadi motivasi bagi umat Hindu untuk menghindari segala bentuk tindakan kejahatan yang akan merugikan diri sendiri di masa depan. Secara keseluruhan, hukum dan aturan dalam agama memiliki peran yang besar dalam menentukan tindakan manusia. Melalui hukum dan aturan tersebut, manusia diajarkan cara hidup yang baik dan dipandang baik oleh Tuhan. Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman, sudah selayaknya kita mengikuti hukum dan aturan dalam agama masing-masing agar dapat meraih kebahagiaan yang sejati dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.Teorikedaulatan Tuhan. Teori kedaulatan Tuhan menganggap pemilik kedaulatan yang sesungguhnya adalah Tuhan. Doktrin kedaulatan Tuhan berkaitan erat dengan alam pemikiran teologis yang menganggap Tuhan sebagai prima causa atau penyebab utama. Teori ini meyakini lahirnya suatu negara hanya dapat terjadi bila dikehendaki Tuhan.Review Of Jelaskan Kedaulatan Tuhan Atas Tindakan Firaun References. Web dalam pengajian hikam bersama almukarram abi zahrul fuadi mubarrak abi mudi malam ini 17/03/2018 terdapat jawaban atas pertanyaan itu. Web kedaulatan tuhan adalah jenis kedaulatan yang berasal dari tuhan, juga diberikan kepada seorang raja atau partai yang Kedaulatan Tuhan Atas Manusia Dalam Kehidupan Sehari Hari from penganut dalam dua teori yaitu berdasarkan. Web alkitab menunjukkan bahwa cara tuhan berurusan dengan orang jahat adalah dengan membiarkan mereka melakukan tindakan jahat mereka. Web menurutnya, kedaulatan rakyat adalah kedaulatan yang menggambarkan sebuah sistem kekuasaan yang menginginkan kekuasaan tertingginya berada di Inilah Tindakan Yang Harus Diambil Oleh Setiap Orang Yang Ingin Tunduk Kepada Otoritas Tuhan, Inilah Kualitas Dasar Yang Harus Dimiliki Setiap Orang Yang Ingin kedaulatan tuhan adalah jenis kedaulatan yang berasal dari tuhan, juga diberikan kepada seorang raja atau partai yang berkuasa. Web syaikh abu bakar muhammad zakaria dalam buku yang diterjemahkan abu umamah arif hidayatullah berjudul “syirik pada zaman dahulu dan sekarang”. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi pada sebuah Itu, Raja Juga kedaulatan raja adalah suatu bentuk kedaulatan atas tanah yang ada di tangan raja, karena seorang raja merupakan perwujudan kehendak tuhan dan. Web menurutnya, kedaulatan rakyat adalah kedaulatan yang menggambarkan sebuah sistem kekuasaan yang menginginkan kekuasaan tertingginya berada di tangan. Web dalam pengajian hikam bersama almukarram abi zahrul fuadi mubarrak abi mudi malam ini 17/03/2018 terdapat jawaban atas pertanyaan Ilmu Hukum, Terdapat 5 Teori Kedaulatan Yang Terdiri Atas Teori Kedaulatan Tuhan, Teori kedaulatan tuhan adalah dimana kekuasaan tertinggi suatu negara , di pegang oleh raja, yang di klaim sebagai keturunan dewa atau raja. Web alkitab menunjukkan bahwa cara tuhan berurusan dengan orang jahat adalah dengan membiarkan mereka melakukan tindakan jahat mereka. Web sifat prinsip kedaulatan yang pertama, yaitu kedaulatan atau kekuasaan yang dimiliki rakyat bisa disalurkan melalui lembaga perwakilan rakyat atau yang dapat dimaksud Firaun Tidak Pernah Merasakan Perihnya Lapar, Kerongkongannya Tidak Pernah Tersentuh Panasnya penganut dalam dua teori yaitu berdasarkan. Kedaulatan tuhan adalah keadaan dimana kekuasaan tertinggi, dipegang oleh raja, yang mengaku sebagai keturunan dewa atau raja. Web kedaulatan merupakan kekuasaan atau Firaun Hanya Akan Melepaskan Israel Setelah Melewati Penghukuman Yang orang tersebut diberkati oleh tuhan karena kedaulatan tuhan, dan saat kemalangan menimpa manusia, itu juga terjadi karena kedaulatan tuhan. Kata kedaulatan berasal dari kata “daulat” yang dalam bahasa arab berarti. Web firaun pun dikenang sebagai penguasa yang sangat ingkar kepada ajaran tuhan serta menggap bahwa dirinya lah yang lebih tinggi dari pada tuhan dan. Sedang Hangat - Jelaskan Kedaulatan Tuhan Atas Tindakan Firaun Viral Reviewed by Bumbu Bumbu Masakan on Mei 31, 2023 Rating 5
Keatas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, sehingga ada darah di seluruh tanah Mesir. "Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya,
Firaun adalah salah satu manusia yang paling keji dan paling dilaknat di muka bumi. Manusia yang pernah mengaku-ngaku sebagai Rabb yang maha tinggi. Fir’aun berkata sebagaimana dalam Al-Quran,فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىFir’aun berkata, “Aku adalah rabb kalian yang paling tinggi”. QS An Nazi’at 24.Fir’aun termasuk manusia yang binasa karena perbuatannya ini dengan tenggelam di lautan. Allah berfirman,قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنْزَلَ هَؤُلَاءِ إِلَّا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بَصَائِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًاMusa mengatakan, “Sesungguhnya kamu Fir’aum telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata. Sesungguhnya aku memiliki persangkaan kuat kamu, hai Fir’aun, merupakan seorang yang akan binasa. QS Al Isra’ 102.Bahkan Fir’aun mendapat hukuman khusus di alam kubur, yaitu ditampakkan neraka baginya sebagai tempat ia disiksa setiap pagi dan sore hari. Allah berfirman,النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat dikatakan kepada malaikat “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. QS Al Mu’min 46Fir’aun mendustakan Rabb Nabi Musa ’alahissalam berada di langitFir’aun meminta orang dekatnya yaitu Haman untuk membangun bangunan yang tinggi agar ia bisa melihat Rabb nabi Musa, karena Fir’aun menuduh nabi Musa telah berdusta ketika mengatakan Rabbnya ada di atas Ta’ala berfirman,37 وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ 36 أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا“Dan berkatalah Fir’aun “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, yaitu pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Rabb Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”.” QS. Al Mu’min 36-37Dalam ayat yang lain,وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ“Dan berkata Fir’aun “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.” QS. Al Qashash 38Ahli Tafsir At-Thabari menjelaskan bahwa Fir’aun mendustakan nabi Musa yang telah mengklaim memiliki Rabb yaitu Allah di langit, beliau berkata,وقوله وإني لأظنه كاذبا يقول وإني لأظن موسى كاذبا فيما يقول ويدعي من أن له في السماء ربا أرسله إلينا“Makna ayat perkataan Fir’aun sesungguhnya aku memandangnya Musa seorang pendusta’ yaitu Fir’aun menuduh Musa telah berdusta karena mengklaim memiliki Rabb di langit yang mengutus Musa kepada Fir’aun dan tentaranya.” Tafsir At-ThabariDemikian juga penjelasan dari Ibnu Kastir, beliau berkata,وهذا من كفره وتمرده ، أنه كذب موسى في أن الله – عز وجل – أرسله إليه“Ini adalah kekafiran dari Fir’aun dan ketidakpatuhannya ngeyel -dalam bahasa jawa. Fir’aun mendustakan Musa bahwa Allah telah mengutusnya kepada Fir’aun.” Tafsir Ibnu KatsirDalil mengenai Allah berada di atas langit sangat banyak. Kita diperintahkan menyakininya tanpa harus bertanya-tanya bagaimana hakikatnya karena indra dan ilmu manusia tidak mampu untuk Fir’aun percaya Allah di atas langit akan tetapi karena nafsu dan sombong, ia mendustakannya. Allah menegaskan hal ini dalam Al-Quran,وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini kebenarannya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.” QS. An Naml 14.Silahkan baca tulisan kami berikut terkait Allah berada di atas langit Menjawab Pertanyaan “Di manakah Allah?”Demikian semoga bermanfaat Yogyakarta TercintaPenyusun Raehanul Bahraen Artikel
rajamelaksanakan kewajibannya untuk rakyat atas nama Tuhan. 3) Teori kedaulatan rakyat Teori kedaulatan rakyat, yaitu teori yang mengatakan bahwa kekuasaan suatu negara berada di tangan rakyat sebab yang benar-benar berdaulat dalam suatu negara adalah rakyat. Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yan,g telah dirintis sejakPertanyaan Jawaban Kitab Keluaran 73-4 menyatakan, “Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir. Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.” Sepertinya tidak adil karena Allah sendiri yang mengeraskan hati Firaun lalu menghukumnya dan Mesir atas apa yang Firaun putuskan saat hatinya dikeraskan. Mengapa Allah mengeraskan hati Firaun hanya supaya bisa menghakimi Mesir dengan tulah-tulah tambahan? Pertama-tama, perlu dipahami kalau Firaun bukanlah orang suci atau saleh. Dia adalah seorang diktator brutal yang mengontrol penyiksaan dan penindasan terhadap orang Israel, yang jumlahnya lebih dari 1,5 juta orang pada saat itu. Para firaun Mesir telah memperbudak bangsa Israel selama 400 tahun. Firaun sebelumnya bahkan memerintahkan semua bayi laki-laki Israel dibunuh Kel 116. Firaun yang Allah keraskan hatinya adalah orang yang keji. Bangsa yang dia pimpin setuju dengan tindakan-tindakan kejamnya, setidaknya tidak berusaha menentangnya. Kedua, sebelum beberapa tulah awal, Firaun mengeraskan hatinya sendiri dengan tidak membolehkan bangsa Israel pergi. “Hati Firaun berkeras” Kel 713, 22; 819. “Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati” Kel 815. “Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati” Kel 832. Firaun bisa saja menghindarkan Mesir dari semua tulah itu jika saja ia tidak mengeraskan hatinya. Allah memberikan Firaun peringatan-peringatan yang semakin keras dari hukuman yang akan datang. Firaun memilih mendatangkan hukuman tersebut pada dirinya sendiri dan bangsanya dengan mengeraskan hatinya terhadap perintah-perintah Allah. Akibat dari kekerasan hati Firaun, Allah semakin mengeraskan hatinya, sehingga membiarkan beberapa tulah terakhir terjadi Kel 912; 1020, 27. Firaun dan bangsa Mesir sendiri yang telah mendatangkan hukuman-hukuman tersebut melalui 400 tahun perbudakan dan pembunuhan massal. Sebab upah dosa ialah maut Rom 623. Firaun dan bangsa Mesir telah sangat berdosa terhadap Allah, sehingga adil adanya jika Allah membinasakan Mesir. Allah mengeraskan hati Firaun bukanlah sesuatu yang tidak adil. Tulah-tulah tambahan yang didatangkan Allah terhadap bangsa Mesir juga bukanlah sesuatu yang tidak adil. Tulah-tulah tersebut, sebagaimana pun mengerikannya, sebenarnya sedang menunjukkan kemurahan Allah karena Allah tidak membinasakan seluruh bangsa Mesir, yang sebenarnya akan menjadi hukuman yang benar-benar adil bagi mereka. Roma 917-18 menyatakan, “Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.’ Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.” Dari sudut pandang manusia, tampaknya salah jika Allah mengeraskan hati seseorang tapi kemudian menghukum orang yang Dia keraskan hatinya. Namun, kita semua telah berdosa terhadap Allah Rom 323. Hukuman yang adil untuk dosa ialah maut Rom 623. Ketika Allah mengeraskan hati dan menghukum seseorang bukanlah sesuatu yang tidak adil. Sebaliknya, Allah justru sedang bermurah hati; mengingat apa yang layak diterima mereka. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Mengapa Allah mengeraskan hati Firaun?PengertianKedaulatan. Menurut Wikipedia, Kedaulatan adalah suatu hak ekslusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat penganut dalam dua teori berdasarkan pemberian dari Tuhan atau Masyarakat. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi atas
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID c5HWpo5D9pIHh_ENcd4mNvi6f_c7FUx6Xp6GsqscF1Z9VuUWoxXZYg==
Semuaorang yang direprobasi dibenci oleh Allah. Allah tidak ingin menyelamatkan mereka. Seperti Yesus katakan di dalam Matius 11, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu" (ay. 25-26).Pengertian Kedaulatan Tuhan dan Teorinya. Berdasarkan sejarah, teori kedaulatan tuhan adalah teori kedaulatan paling tua dibandingkan dengan teori kedaulatan lainnya. Dalam teori kedaulatan tuhan, tuhan lah yang mempunyai kuasa terhadap segala alam dan manusia dimuka bumi. Definisi Kedaulatan Tuhan Kedaulatan tuhan adalah dimana kekuasaan tertinggi suatu negara , di pegang oleh raja, yang di klaim sebagai keturunan dewa atau raja. Oleh sebab itu, negara dan pemerintah negara harus mewakili Tuhan di dalam menjalankan hukum Tuhan di dunia. Negara yang menganut paham kedaulatah Tuhan disebut negara teokrasi. Contohnya adalah Belanda dan Swis pada masa pemerintahan pengikut Juga Pengertian Kedaulatan Negara Teori kedaulatan tuhan Teori kedaulatan Tuhan adalah sebuah teori yang dikemukakan tokoh penganut-penganut teori teokrasi. Sebagian dari Pendapat mereka sebenarnya sama. Tuhan ditetapkan sebagai pemilik kekuasaan yang tertinggi. Akan tetapi persoalan yang diperdebatkan adalah siapa di dunia ini yang mewakili Tuhan, Raja ataukah Paus. Menurut Agustinus 354-430 M berpendapat bahwa Paus adalah orang yang mewakili Tuhan di dunia, atau bisa dimaksud dengan di suatu negara. Pemikiran beliau ini tertulis di dalam sebuah karya tulisnya yang berjudul City of God Kerajaan Tuhan.Baca Juga Pengertian Kedaulatan Rakyat Dalam UUD 1945 Menurut Thomas Aquinas 1225-1274 M dengan teori baru dalam kadaulatan Tuhan. Beliau mengatakan sebuah teori bahwa kekuasaan raja dan Paus itu sama, hanya saja perbedaannya berada ditugasnya yaitu raja di lapangan keduniawian, sedangkan Paus di lapangan keagamaan. Menurut Marsilius 1280-1343 M mengajarkan teori baru yaitu kekuasaan tidak dimiliki seorang Paus, akan tetapi dimiliki negara atau raja. Menurut ajaran Marsilius, raja adalah wakil daripada Tuhan untuk melaksanakan kedaulatan atau memegang kedaulatan di dunia Juga Seputar Pengertian Kedaulatan Perkembangan teori ini berjalan bersama dengan perkembangan agama baru pada masa itu, yaitu agama Kristen, yang diorganisir pihak gereja yang dikepalai oleh Paus. Pada masa itu, negara-negara Eropa dijalankan oleh dua organisasi kenegaraan, yaitu pihak gereja yang dikepalai oleh Paus, dan pihak negara yang dikepalai oleh raja-raja sesuai dengan daerah masing-masing. Ini disebabkan oleh agama Kristen adalah agama resmi negara-negara di Eropa pada masa itu setelah perjuangan yang kuat dari pihak gereja dalam menyebarkan agama Kristen melawan kepercayaan patheisme atau paganisme yang dipegang oleh raja-raja yang menganggap bahwa Kristen mengancam kewibawaan Juga Pengertian Kedaulatan Hukum Dan Teorinya Pada saat Kristen berhasil menjadi agama resmi negara-negara di Eropa, gereja pun mulai mendapat kekuasaan dalam mengatur negara, bukan saja urusan keagamaan, akan tetapi urusan keduniawian juga. Maka tidaklah jarang terjadi dua peraturan dalam satu hal. Satu peraturan dari raja, dan kedua peraturan dari gereja. Selama peraturan tersebut tidak berbenturan, maka tidak menjadi masalah. Tetapi, apabila kedua peraturan itu saling bertentangan, maka barulah timbul persoalan, peraturan manakah yang patut dipatuhi. Maka peraturan yang paling tinggilah yang akan diberlakukan. Persoalan inilah juga yang menjadi penyebab munculnya perdebatan soal kedaulatan Tuhan. Selanjutnya, dengan munculnya teori yang dibawa oleh Marsilius, pemerintahan di Eropa menjadi berubah. Dulunya sebuah pemerintah yang sangat menghormati pihak gereja Catolik Roma, sekarang berubah menjadi pemerintahan yang diperintah oleh raja yang kekuasaannya digerakkan dengan cara absolut. Karena seorang raja tidak merasa bertanggung jawab kepada siapa pun kecuali Tuhan. Mereka merasa berhak untuk melakukan apa saja. Kenyataan ini terlihat jelas pada zaman renaissance. Sumber dan dikutip dari berbagai sumberUmatPerjanjian Lama mempunyai syahadat (pengakuan percaya) bahwa Allah itu menyelamatkan. Silakan Anda membaca dan mengamati Kel. 14:13 dan Mzm. 3:8; 62:2-3. Ada berbagai istilah yang dipakai oleh PL yang menunjuk kepada konsep keselamatan. Konsep ini dihubungkan dengan Tuhan sebagai yang melakukan tindakan penyelamatan terhadap umat-Nya.
Jakarta - Kedaulatan dikenal juga dengan kekuasaan tertinggi. Dalam kedaulatan, terdapat empat sifat yang perlu siswa tahu. Apa saja?Kedaulatan berasal dari bahasa Arab yaitu kata "daulah" atau daulat yang berarti kekuasaan. Jadi kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu dalam Sumber Belajar Kemendikbud, negara merupakan sebuah organisasi di suatu wilayah memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyat. Dengan demikian, negara yang berdaulat dapat diartikan sebagai negara yang memiliki kekuasaan tertinggi baik ke dalam maupun ke Bodin, filsuf politik Prancis yang mengenalkan konsep kedaulatan dalam bukunya The Six Bookes of a Commonweale menjelaskan ada empat sifat pokok kedaulatan. Keempat sifat itu adalah1. PermanenPermanen berarti kedaulatan tetap ada selama negara itu tetap AsliArtinya, kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih BulatMaksud bulat dalam kedaulatan adalah kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi karena akan mengaburkan sifat kedaulatan sebagai kekuasaan Tidak terbatasTerakhir yakni tidak terbatas. Berarti kedaulatan tidak dapat dibatasi oleh apapun dan oleh KedaulatanKedaulatan sendiri memiliki lima teori yang diterapkan pada berbagai negara di dunia. Ini Kedaulatan TuhanMenurut teori Kedaulatan Tuhan, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara hanya satu yaitu Tuhan. Oleh karena itu, negara dan pemerintah negara harus mewakili Tuhan dalam menjalankan hukum Tuhan di yang dikemukakan oleh Agustinus dan Thomas Aquino ini meyakini bahwa lahirnya suatu negara hanya dapat terjadi apabila dikehendaki oleh Tuhan. Ciri khas negara yang menganut paham ini adalah ia tidak membedakan urusan negara dari urusan agama, atau sebaliknya. Negara yang menganut paham ini dikenal juga dengan negara raja atau penguasa dianggap akan dianggap sebagai wakil Tuhan. Negara yang menganut teori ini adalah Kedaulatan NegaraTeori selanjutnya adalah teori Kedaulatan Negara. Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berada pada negara itu dipandang sebagai sumber kekuasaan. Kehendak negara dimuat dalam perundang-undangan dan dijadikan sebagai sumber hukum yang dibuat untuk kepentingan negara dan negara tidak dibatasi oleh hukum. Teori ini berkembang pada abad 15 dengan tokohnya Georg Jellinek. Adapun negara yang menganut Kedaulatan Negara adalah Rusia pada masa kepemimpinan Joseph Kedaulatan RajaKedaulatan Raja adalah teori kedaulatan di mana kekuasaan tertinggi dipegang oleh raja. Sebab, raja dianggap sebagai keturunan berkuasa secara mutlak atau absolut. Dengan demikian, raja dapat berbuat sesuai kehendaknya atau tirani dan tidak tunduk pada ini dicetuskan oleh Jean Bodin dan Hegel. Sementara contoh negara yang menganut Kedaulatan Raja adalah Prancis dan Jerman pada masa Adolf Kedaulatan HukumKemudian terdapat pula Kedaulatan Hukum. Kedaulatan Hukum artinya kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah hukum. Oleh karena itu, negara, pemerintah, pengadilan, dan rakyat seluruhnya harus tunduk pada kekuasaan atau penyelenggara negara harus tunduk sepenuhnya kepada hukum. Tokoh teori ini adalah Krabbe, Immanuel Kant, dan Kedaulatan RakyatTeori kedaulatan terakhir adalah Kedaulatan Rakyat. Menurut teori ini, kedaulatan berada di tangan Rakyat dan negara menempatkan rakyat pada kedudukan yang menentukan jalannya pemerintahan sehingga peranan rakyat tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu penyelenggara negara harus bertanggung jawab kepada rakyat. Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan kedaulatan ini. Simak Video "Survei SMRC Sifat yang Harus Dimiliki Capres Jujur-Perhatian ke Rakyat" [GambasVideo 20detik] nir/pal
1Seberapa pun banyaknya pemahaman tentang Tuhan dalam hati orang, sebesar itu pula posisi yang Dia miliki dalam hati mereka. Seberapa pun besarnya pengenalan akan Tuhan dalam hati mereka, sebesar itulah Tuhan dalam hati mereka. Jika Tuhan yang engkau kenal itu kosong dan samar, Tuhan yang engkau percayai juga kosong dan samar. Tuhan yang engkauTidak Seorang pun Dapat Mengubah Fakta bahwa Tuhan Berdaulat atas Nasib Manusia Sederhananya, di bawah otoritas Tuhan, setiap orang secara aktif atau pasif menerima kedaulatan dan penataan-Nya, dan tidak peduli bagaimana seseorang bergumul dalam perjalanan hidupnya, tidak peduli seberapa bengkok jalan yang ia tapaki, pada akhirnya ia akan kembali kepada orbit nasib yang telah digariskan oleh Sang Pencipta terhadap dirinya. Inilah otoritas Sang Pencipta yang tidak terlampaui, inilah cara otoritas-Nya mengendalikan dan menguasai alam semesta. Sifat tidak terlampaui ini, wujud kendali dan pimpinan ini, yang bertanggung jawab atas hukum-hukum yang mengatur kehidupan segala hal, yang memungkinkan manusia berpindah-pindah berulang kali tanpa kendala, yang membuat dunia berputar secara teratur dan bergerak maju, hari demi hari, tahun demi tahun. Engkau sekalian telah menyaksikan semua fakta ini dan memahaminya, baik secara dangkal maupun mendalam; kedalaman pemahamanmu bergantung pada pengalaman dan pengetahuanmu akan kebenaran, serta pengenalanmu akan Tuhan. Seberapa baik engkau mengetahui realitas kebenaran, seberapa jauh engkau telah mengalami firman Tuhan, seberapa baik engkau mengenal hakikat dan watak Tuhan—hal-hal tersebut menunjukkan kedalaman pemahamanmu akan kedaulatan dan penataan Tuhan. Apakah keberadaan kedaulatan dan penataan Tuhan bergantung pada ketundukan manusia terhadapnya? Apakah fakta bahwa Tuhan memiliki otoritas demikian ditentukan oleh ketundukan manusia terhadapnya? Otoritas Tuhan ada terlepas dari segala kondisi dan keadaan; dalam situasi apa pun, Tuhan memerintah dan menata nasib setiap manusia dan segala hal lain berdasarkan pikiran-Nya dan keinginan-Nya. Ini hal yang tidak akan berubah hanya karena manusia berubah. Ini terpisah dari kehendak manusia, tidak bisa dipengaruhi oleh perubahan waktu, ruang, dan geografi, karena otoritas Tuhan itu sendirilah hakikat-Nya. Apakah manusia mampu mengenal dan menerima kedaulatan Tuhan, dan apakah ia dapat tunduk terhadap kedaulatan tersebut, ini sama sekali tidak mengubah fakta akan kedaulatan Tuhan terhadap nasib manusia. Dengan kata lain, tidak peduli bagaimana sikap manusia terhadap kedaulatan Tuhan, itu tidak dapat mengubah fakta bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia dan atas segala hal. Bahkan bila engkau tidak tunduk kepada kedaulatan Tuhan, Ia masih memimpin nasibmu; bahkan bila engkau tidak mengenal kedaulatan-Nya, otoritas-Nya tetap ada. Otoritas Tuhan dan fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia adalah hal yang terpisah dari kehendak manusia, yang tidak berubah menuruti kemauan dan pilihan manusia. Otoritas Tuhan berada di segala tempat, pada setiap jam, dan setiap saat. Kalaupun langit dan bumi musnah, otoritas-Nya tidak akan hilang, karena Ia adalah Tuhan itu Sendiri, Ia memiliki otoritas yang unik, otoritas-Nya tidak dibatasi atau dilarang oleh orang-orang, peristiwa, ruang atau geografi. Sepanjang waktu Tuhan memegang otoritas-Nya, menunjukkan kekuatan-Nya, melanjutkan pekerjaan pengelolaan-Nya seperti biasa; sepanjang waktu Ia memerintah di atas segala hal, membekali segala hal, mengatur segala hal, sebagaimana yang selalu Ia lakukan. Tidak ada yang dapat mengubahnya. Inilah fakta; kebenaran yang tidak pernah berubah sejak permulaan waktu! Sikap dan Penerapan yang Benar bagi Seseorang yang Ingin Tunduk kepada Otoritas Tuhan Dengan sikap seperti apa seharusnya manusia sekarang mengenal dan memandang otoritas Tuhan beserta fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia? Inilah masalah nyata yang menghadang setiap orang. Ketika menghadapi masalah kehidupan sebenarnya, bagaimana harusnya engkau mengenal dan memahami otoritas Tuhan dan kedaulatan-Nya? Ketika engkau tidak tahu bagaimana memahami, mengatasi dan mengalami masalah-masalah ini, sikap bagaimana yang harus engkau ambil untuk menunjukkan niat, keinginan, dan realitas ketundukanmu terhadap kedaulatan dan penataan Tuhan? Pertama-tama, engkau harus belajar menunggu; selanjutnya engkau harus belajar mencari; kemudian engkau harus belajar tunduk. "Menunggu" berarti menunggu waktu Tuhan, menanti orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah ia atur bagimu, menanti kehendak-Nya untuk secara bertahap terungkap sendiri bagimu. "Mencari" berarti mengamati dan memahami kehendak bijaksana-Nya atasmu melalui orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Ia tata, lalu memahami kebenaran melalui mereka, mengerti apa yang harus dicapai manusia dan jalan-jalan yang harus ia jaga, mengerti hasil seperti apa yang ingin diperoleh Tuhan di dalam manusia dan pencapaian seperti apa yang ingin Ia dapatkan dalam manusia. "Tunduk," tentunya, merujuk pada tindakan menerima orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Tuhan atur, menerima kedaulatan-Nya, dan oleh hal-hal tersebut menjadi tahu bagaimana Tuhan mengatur nasib manusia, menjadi tahu bagaimana Ia membekali manusia dengan hidup-Nya, bagaimana Ia memasukkan kebenaran dalam manusia. Segala hal di bawah penataan dan kedaulatan Tuhan patuh terhadap hukum-hukum alam, dan apabila engkau memutuskan untuk membiarkan Tuhan menata dan mengatur semuanya bagimu, engkau harus belajar menunggu, engkau harus belajar mencari, dan engkau harus belajar tunduk. Inilah tindakan yang harus diambil oleh setiap orang yang ingin tunduk kepada otoritas Tuhan, inilah kualitas dasar yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menerima kedaulatan dan penataan Tuhan. Demi mendapatkan sikap demikian, memiliki kualitas demikian, engkau sekalian harus bekerja lebih keras; dan hanya dengan begitu engkau sekalian dapat memasuki realitas sejati.Pengertiankedaulatan rakyat Jenis Kedaulatan 1. Kedaulatan Tuhan 2. Kedaulatan Raja 3. Kedaulatan Negara 4. Kedaulatan Hukum 5. Kedaulatan Rakyat Sifat Kedaulatan Rakyat 1. Bersifat Permanen Atau Tetap 2. Bersifat Asli 3. Bulat 4. Bersifat Tidak Terbatas 5. Bersifat Absolut Bentuk kedaulatan rakyat 1. Bentuk Kedaulatan Kedalam 2.
Alex4511 Alex4511 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Iklan Iklan Rflys26 Rflys26 Kedaulatan Tuhan Adalah pemerintah suatu negara diberi amanat Dan kekuasaan oleh Tuhan, oleh Karena itu pemerintah wajib meneruskan kekuasaan itu kepada rakyat sesuai dengan perintah Tuhan. Iklan Iklan Pertanyaan baru di PPKn contoh Kerjasama di bidang Hukum untuk mencegah terjadinya disintegrasi atau perpecahan dalam masyarakat hal ini dapat diwujudkan dalam contoh perilaku di dalam kehidupan sehari-hari … misalnya.....?a. ikut melaksanakan ibadah umat agama lainb. membayar membayar pajak sesuai dengan tanggalnyac. bekerja keras untuk kesejahteraan keluargad. menjaga keamanan dan ketertiban saat umat lain merayakan hari raya agamanya tujuan dari organisasi Budi Utomo adalah....?A. mempersatukan bangsa JawaB. mempertinggi derajat bangsa IndonesiaC. membebaskan Indonesia dari kemiski … nanD. persamaan hak dan warga negara sikap materi mautan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia hal ini merupakan asas ya … ng terkandung dalam materi maupun perundang-undangan yaitu...?A. kebangsaanB. kekeluargaan C. pengayomanD. kenusantaraan Pemungutan suara terbanyak dalam musyawarah disebut... Sebelumnya Berikutnya Iklan
Firaunkhawatir bangsa Israel suatu saat akan membelot dan bersekutu dengan tentara musuh ketika bangsa Mesir sedang menghadapi peperangan. Oleh karena itu, Firaun melakukan hal-hal ini untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Israel: 1. menempatkan pengawas-pengawas rodi untuk menindas bangsa Israel dengan paksa. 2.BerandaKlinikIlmu HukumTeori Kedaulatan, Pe...Ilmu HukumTeori Kedaulatan, Pe...Ilmu HukumSenin, 11 Juli 2022Apa saja jenis-jenis teori kedaulatan dalam ilmu negara? Kemudian, apa yang dimaksud dengan pemisahan kekuasaan dan rule of law?Ilmu negara tidak akan dapat dipisahkan dari unsur negara, kedaulatan, kekuasaan, dan hukum. Sebab, hal-hal tersebut adalah ruang lingkup pembahasan dari ilmu negara itu sendiri. Melalui artikel ini, kami menerangkan beberapa teori kedaulatan, pemisahan kekuasaan menurut para filsuf, dan juga sebuah konsep penting bernama rule of law. Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini. Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik disiapkan semata – mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra KedaulatanKedaulatan dalam Bahasa Inggris disebut sovereignty, dan dalam Bahasa Jerman disebut souveränität. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, kedaulatan berasal dari bahasa latin “superanus” yang artinya teratas. Negara dikatakan berdaulat karena kedaulatan merupakan ciri hakiki dari sebuah negara. Bila dikatakan negara itu berdaulat, artinya negara memiliki kekuasaan tertinggi.[1]Menurut Mochtar Kusumaatmadja, dapat jelaskan bahwa pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi memiliki batasan penting, yaitu[2]Kekuasaan terbatas pada batas wilayah negara pemilik berakhir ketika kekuasaan negara lain kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi negara, yaitu kekuasaan yang tidak berada di bawah kekuasaan lain. Sebagai contoh, pemerintah yang berdaulat ke dalam artinya rakyat mentaati pemerintah sehingga dapat terlaksana ketertiban hukum di negara tersebut. Sedangkan pemerintah yang berdaulat ke luar artinya negara mampu mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan dari pihak lain.[3]Teori Kedaulatan dalam Ilmu NegaraBerikut ini kami jelaskan satu per satu teori-teori kedaulatan dalam ilmu Kedaulatan TuhanTeori Kedaulatan Tuhan dipelopori oleh Agustinus dan Thomas Aquinas.[4] Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi ada di tangan Tuhan, dengan demikian seluruh perintah negara harus merupakan implementasi dari kedaulatan Tuhan. Seluruh gerak dan aktivitas pemerintahan dan rakyat harus sesuai dengan kehendak Tuhan.[5]Doktrin ini juga disebut sebagai doktrin teokratis, yang merupakan upaya paling awal dan paling tua yang dilakukan oleh manusia untuk menjawab masalah atau sesuatu yang berkaitan dengan hubungan kekuasaan.[6] Berdasarkan sejarah, disebutkan bahwa banyak penguasa zaman kuno yang mengaku dirinya sebagai Tuhan, atau mengaku sebagai wakil Tuhan.[7]Namun, raja yang berkedudukan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan sebagai wakil Tuhan ternyata dapat ditaklukkan oleh raja lain yang bukan wakil Tuhan. Bahkan, pemberontak juga dapat menaklukan raja. Akibatnya, kepercayaan orang terhadap doktrin teori kedaulatan Tuhan memudar.[8]Teori Kedaulatan RajaThomas Hobbes dapat dipandang sebagai pelopor teori kedaulatan Raja. Menurut Hobbes, teori ini berarti kekuasaan tertinggi berada pada raja dan dapat dihubungkan dengan teori pembenaran negara yang menimbulkan kekuasaan mutlak pada raja.[9]Raja pada umumnya bersandar pada kemampuan untuk menyakinkan rakyat bahwa ia dan keturunannya adalah orang-orang yang berhak diangkat dalam kedaulatan atau berhak mendapatkan kekuasaan yang tertinggi. Pada dasarnya, Tuhan lah yang memberikan hak untuk memerintah secara mutlak kepada para demikian, kekuasaan politik yang dimiliki para raja tidak dapat dicabut oleh rakyat jelata. Kekuasaan mutlak tersebut membawa pada pemerintahan yang tirani, yakni raja melakukan penyelewenangan. Rakyat kemudian mulai memberontak dan menyadari kekuatan sendiri sebagai rakyat yang memiliki identitas dan hak.[10]Teori Kedaulatan RakyatTeori kedaulatan rakyat adalah reaksi atas teori kedaulatan raja yang menghasilkan monopoli dan penyimpangan kekuasaan, yang pada akhirnya menimbulkan tirani dan kesengsaraan rakyat. Jean Jacques Rousseau mengemukakan kedaulatan rakyat melalui buku Du Contract Social. Menurut doktrin Rousseau mengenai Du Contract Social atau perjanjian masyarakat, dalam suatu negara natural liberty telah berubah menjadi civil liberty, yakni di mana rakyat memiliki hak-haknya. Kekuasaan rakyat sebagai yang tertinggi dalam hal ini melampaui perwakilan yang didasari suara terbanyak dari kehendak bersama general will, volonte generale. Kehendak bersama tersebut harus berdasarkan kepentingan dari golongan yang terbanyak. Jadi, apabila hanya kepentingan satu golongan minoritas yang diutamakan, maka hal tersebut bukan merupakan kepentingan umum.[11]Dalam teori ini, rakyat dilibatkan dalam segala aspek penyelenggaraan negara sehingga segala urusan negara tidak ada yang terlepas dari jangkauan kedaulatan rakyat. Rakyat juga harus dilibatkan dalam pembentukan undang-undang atau hukum baik secara langsung melalui referendum ataupun melalui sistem perwakilan melalui wakil rakyat.[12] Pada intinya, keterlibatan rakyat dalam segala aspek penyelenggaraan negara adalah konsekuensi dari negara demokrasi modern.[13]Teori Kedaulatan NegaraTeori kedaulatan negara dipelopori oleh Jean Bodin, Thomas Hobbes, John Austin, dan George Jellinek. Dalam teori ini, negara merupakan subjek hukum atau rechtspersoon. Sebagai subjek hukum, maka negara memiliki hak dan kewajiban seperti layaknya manusia yang dapat melakukan berbagai perbuatan atau tindakan hukum. Perbuatan atau tindakan hukum tersebut dijalankan oleh organ dan aparatur pemerintahan negara.[14]Dalam teori ini, negara dianggap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, bukan raja, bukan rakyat, dan bukan Tuhan.[15] Kekuasaan tertinggi yang ada pada negara mudah disalahgunakan oleh penguasa raja. Hal ini terbukti pada masa pemerintahan Louis XIV di Perancis, dengan kekuasannya yang mutlak dan menganggap dirinya sebagai negara l’etat c’est moi/ I myself am the nation.[16]Teori Kedaulatan HukumTeori kedaulatan hukum adalah reaksi dari teori kedaulatan negara. Seperti yang dikemukakan oleh Krabbe, kekuasaan tertinggi tidak lagi berada pada raja dan negara, melainkan berada pada hukum. Sumber dari teori ini adalah kesadaran hukum setiap orang.[17]Dalam doktrin kedaulatan hukum, posisi hukum lebih tinggi daripada negara karena doktrin kedaulatan hukum dilandasi oleh prinsip hukum lebih tinggi daripada negara. Sebagai konsekuensinya, negara juga harus tunduk kepada hukum, atau dengan pengertian lain, hukum berdaulat atas negara.[18]Baca juga Teori Kedaulatan Rakyat dan Penerapannya di IndonesiaPemisahan KekuasaanPrinsip pemisahan kekuasaan dalam konstruksi filososif telah dirumuskan sejak zaman Aristoteles, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Locke dan Montesquieu.[19] John Locke membagi pemisahan kekuasaan menjadi[20]Legislative;Executive;Federative power of the Locke menjelaskan bahwa lembaga legislatif merupakan lembaga yang dipilih dan disetujui oleh warga negara chosen and appointed, yang berwenang membuat undang-undang, dan merupakan kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Kekuasaan legislatif tidak perlu dilaksanakan dalam sebuah lembaga yang permanen. Alasannya, karena bukan merupakan pekerjaan rutin pemerintahan dan dikhawatirkan adanya penyimpangan kekuasaan jika lembaga dijabat oleh seseorang dalam waktu lama.[21]Kekuasaan eksekutif menurut John Locke memiliki tugas untuk melaksanakan undang-undang, dan termasuk kekuasaan untuk mengadili. Sedangkan kekuasaan federatif tugasnya meliputi segala tindakan untuk menjaga keamanan negara dalam hubungan dengan negara lain seperti membuat aliansi dan sebagainya. Pada zaman sekarang kita kenal dengan hubungan luar negeri.[22]Berbeda dengan John Locke, Montesquieu membagi jenis kekuasaan menjadi[23]Legislatif;Eksekutif; tersebut dikenal dengan istilah Trias Politica.[24] Apa pengertian dari Trias Politica? Konsep Trias Politica merupakan suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan yang sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa.[25]Menurut Montesquieu, kekuasaan legislatif memiliki tugas untuk membuat undang-undang. Kekuasaan eksekutif memiliki tugas untuk menyelenggarakan undang-undang. Sedangkan kekuasaan yudikatif bertugas untuk mengadili atas pelanggaran undang-undang yang terjadi.[26]Baca juga Makna Trias Politica dan Penerapannya di IndonesiaRule of LawKonsep rule of law merupakan istilah doktrinal yang berkembang pada abad ke-19. Konsep ini dikemukakan oleh Dicey dan memiliki beberapa karakteristik.[27] Pertama, tidak ada satu orang pun dapat diberikan hukuman kecuali oleh badan pengadilan yang berlaku umum. Kedua, tidak ada satu orang pun yang berada di atas hukum. Dalam pengertian lain, apa pun derajat dan kondisinya, orang tersebut tunduk kepada hukum yang berlaku umum yang dapat diajukan tuntutan ke pengadilan yang bersifat umum juga. Dalam situasi seperti ini terdapat kesetaraan hukum yang juga berlaku bagi para pejabat resmi yang memerintah warga negara. Ketiga, prinsip-prinsip umum konstitusi merupakan hasil dari putusan pengadilan yang menentukan hak-hak pribadi dari seseorang khususnya yang diputus oleh pengadilan.[28]Rule by law adalah pemerintahan yang dilaksanakan menurut hukum dibandingkan pengaturan dalam kedikatatoran adalah hal yang penting untuk menuju modernisasi. Dalam konsep ini, aturan-aturan yang ditentukan hukum lebih baik dibandingkan aturan-aturan yang bersifat personal. Dengan demikian, hukum menjadi rasional untuk mengatur atau menentukan arah perkembangan masyarakat.[29]Baca juga Konsep Rule of Law dan Penerapannya di IndonesiaKesimpulannya, dalam mempelajari ilmu negara kita pasti perlu memahami juga berbagai teori kedaulatan, yakni teori kedaulatan tuhan, teori kedaulatan raja, teori kedaulatan rakyat, teori kedaulatan negara, dan teori kedaulatan hukum. Selain itu, konsep pembagian kekuasaan terutama trias politica merupakan sebuah konsep yang penting dalam ilmu negara, yakni terdiri dari kekuasaan legistatif, eksekutif, dan yudikatif. Tak hanya itu, konsep penting untuk menuju modernisasi, yakni rule of law juga perlu jawaban dari kami, semoga Yulistyowati, Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Studi Komparatif atas Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen, Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Vol. 18, No. 2, 2016;Dody Nur Andriyan, Ilmu Negara Sejarah, Teori, dan Filosofi Tujuan Negara, Yogyakarta CV. Pustaka Ilmu Group, 2021;Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014;Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016;Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 2005;M. Iman Santoso, Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara dalam Sudut Pandang Keimigrasian, Jurnal Binamulia Hukum, Vol. 07, No. 1, 2018;Mochtar Kusumaatmadja Pengantar Hukum Internasional, Bandung Alumni, 2003;Suparto, Teori Pemisahan Kekuasaan dan Konstitusi Menurut Negara Barat dan Islam, Jurnal Hukum Islam, Vol. 19, No. 1, 2019;Merriam Webster Dictionary, yang diakses pada 8 Juli 2022, pukul WITA.[1] M. Iman Santoso, Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara dalam Sudut Pandang Keimigrasian, Jurnal Binamulia Hukum, Vol. 07, No. 1, 2018, hal. 1[2] Mochtar Kusumaatmadja Pengantar Hukum Internasional, Bandung Alumni, 2003, hal. 16-18[3] Dody Nur Andriyan, Ilmu Negara Sejarah, Teori, dan Filosofi Tujuan Negara, Yogyakarta CV. Pustaka Ilmu Group, 2021, hal. 62[4] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 288[5] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 90[6] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 286[7] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 90[8] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 288[9] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 291[10] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 91[11] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 91-92[12] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 293[13] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 294[14] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 295-296[15] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 296[16] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 298[17] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 93[18] Hotma P. Sibuea, Ilmu Negara, Jakarta Erlangga, 2014, hal. 302[19] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 125[20] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 120[21] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 120[22] Suparto, Teori Pemisahan Kekuasaan dan Konstitusi Menurut Negara Barat dan Islam, Jurnal Hukum Islam, Vol. 19, No. 1, 2019, hal. 135[23] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 120[24] Efi Yulistyowati, Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Studi Komparatif atas Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen, Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Vol. 18, No. 2, 2016, hal. 330[25] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal. 152[26] Suparto, Teori Pemisahan Kekuasaan dan Konstitusi Menurut Negara Barat dan Islam, Jurnal Hukum Islam, Vol. 19, No. 1, 2019, hal. 135[27] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 136[28] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 136-137[29] Isharyanto, Ilmu Negara, Karanganyar Oase Pustaka, 2016, hal. 140TagsKedaulatanhukum adalah sebuah negara diharapkan menjadi negara hukum, dimana semua tindakan yang dilakukan pemerintah dan rakyat harus berdasarkan sebuah aturan hukum yang berlaku. Tokoh yang menganut paham ini Immanuel Kant, Kranenburg, dan H. Krabbe. Kedaulatan hukum biasanya diterapkan di sebagian besar negara di Eropa dan Amerika. 5.Seluruh isi Alkitab menyatakan kedaulatan Allah. Kedaulatan Allah dalam memilih umat, memilih manusia, dalam memberi janji dan perintah, dalam memberkati dan mengutuk. Dan dari seluruh Alkitab, kita bisa belajar bahwa kedaulatan Allah adalah mutlak, tidak tergantung waktu atau kondisi, tidak terpengaruh objek, dan Allah bebas menentukan dan menjalankan kehendak-Nya. Apa Kata Alkitab mengenai Kedaulatan Allah? Mari kita melihat beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan kedaulatan Allah. Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Mazmur 1153 …Ia [Allah] berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorang pun yang dapat menolak tangan-Nya… Daniel 435 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemashyuran dan keagung, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. 1 Tawarikh 2911 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia; Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Roma 1136 Dari beberapa ayat Alkitab di atas kita dapat merangkum makna kedaulatan Allah. Pertama, kedaulatan-Nya meliputi segala bumi. Tidak ada yang dapat berada di luar kedaulatan-Nya. Allah yang menciptakan segalanya, Allah yang berdaulat dan berkuasa atas segalanya. Kedua, kedaulatan-Nya adalah absolut. Tidak ada yang bisa membatasi atau menggagalkan kedaulatan dan rencana Allah. Ketiga, kedaulatan-Nya tidak berubah. Allah berdaulat dan berkuasa atas segalanya dan kedaulatan itu kekal. Implikasi dalam Kehidupan Memahami Kedaulatan Allah Setelah memahami arti kedaulatan Allah, apa implikasinya dalam kehidupan kita? Setidaknya ada 2 implikasinya atas hidup manusia. Pertama, kita mesti memaknai dan menghargai kedaulatan Allah dalam hidup. Kedaulatan-Nya mencakup segalanya, termasuk juga diri kita sendiri. Allah yang menciptakan kita, Allah yang berdaulat penuh atas hidup kita. Yesus sendiri dalam doa-Nya di Taman Getsemani juga menegaskan kedaulatan Allah dalam hidup. “…tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Matius 2639 Hidup kita bukanlah untuk kita sendiri, namun untuk memuliakan Allah sang pencipta hidup. Biarlah Allah berdaulat dan berkuasa atas hidup kita, biarlah segala kehendak Allah yang jadi, bukan kehendak saya. Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. Ulangan 1020-21 Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu… Keluaran 1012 Kedua, tidak ada yang terjadi tanpa ijin Allah. Ini yang menjadi pengharapan dalam hidup. Meskipun sulit dan banyak tantangan, namun kita yakin bahwa semua terjadi dalam rencana Allah, dan pasti ada hikmah di balik semuanya itu. Karya keselamatan Allah melalui sengsara dan kematian Yesus di kayu salib membuktikan kepada kita segalanya terjadi atas seijin Allah. Allah berdaulat atas rakyat dan penguasa, berkuasa atas dosa, dan menang atas kematian. Atas kedaulatan Allah jugalah kita diampuni, dibebaskan dari dosa, dan diajak ke dalam ke hadirat-Nya yang kudus. Sumber gambar Recommended for you
Sesungguhnya Aku mendatangkan hukuman atas dewa Amon dari Tebe, atas Firaun beserta Mesir, dewa-dewanya dan raja-rajanya, yakni atas Firaun beserta orang-orang yang percaya kepadanya." (Yeremia 46:25) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yeremia 46:1-6, 25-26 Bacaan setahun: Yeremia 46-47 DISIPLIN TUHAN-(1) S
dewinurfadilah360 dewinurfadilah360 Jawabanatas tindakan firaun tuhan menurunkan nabi musa dan memberikannya mukjizat berupa tongkat yang dapat membelah lautan dan berubah menjadi seekor ular besar dan bisa mengalahkan para penyihir firaunPenjelasanmaap klo slh Iklan Iklan winasintialukmano winasintialukmano Jawabanmenjadi alasan dari tindakan Firaun yang ... Sebab itu kita perlu belajar mengakui kedaulatan Allah atas hidup jawaban tercerdas ya sorry NGENTOD kasih jwabn jgn setengah2 Iklan Iklan Pertanyaan baru di Wirausaha sebutkan 6 kejahatan asuransi 1. Setelah menghitung biaya operasional bulanan, ternyata total biaya operasional bulanan bisnis toko baju muslim online adalah Jika p … emilik usaha mengambil keuntungan rata-rata per potong baju. Berapa target minimal penjualan agar usaha tidak rugi. tolong di bantu kak terimakasih Bagaimana caranya membangun perusahaan bagaimana cara nya membuat sabun cair agar mengental Perencanaan merupakan proses penting dalam pembuatan karya kerajinan dengan inspirasi obyek budaya lokal dengan perencanaan yang lain maka akan mengha … silkan proses kerajinan yang berkualitas dalam menyusun perencanaan usaha, sifat tersebut diantaranya....? Sebelumnya Berikutnya
Mesir Menurut Kitab Keluaran, putri Firaun ( Ibrani: בַּת־פַּרְעֹה bath-parʿōh; bahasa Yunani: ἡ θυγάτηρ Φαραὼ hē thugátēr Pharaṑ) menyelamatkan bayi Musa dari pemusnahan di bawah penindasan ayahnya, setelah menemukan Musa yang disembunyikan di balik teberau di tepi Sungai Nil, Mesir. Tindakan tersebut, yakni
Inikah Faktor Penyebab Firaun Mengaku Tuhan?. Foto Firaun JAKARTA-Nafsu menjadi jalan setan memperdayakan manusia dan puasa mempersempit jalan setan menggoda kita. Dr Zaprulkhan dalam bukunya "Mukjizat Puasa Menggapai Pencerahan Spiritual Melalui Ibadah Puasa Ramadhan" mengatakan tidak pernah lapar dan hausnya Firaun bisa menjadi pelajaran."Jika kita melakukan flashback menengok kembali ke sejarah silam ada sebuah fenomena menarik yang bisa kita renungkan. Di mana Alquran mengabadikan kisah Firaun," kata Dr Zaprulkhan. "Kita menemukan kisah puncak kepongahan seorang raja bernama Firaun yang berani mendakwakan dirinya di hadapan rakyat dan para pembesar-pembesarnya sebagai tuhan yang tertinggi."Ketika itu Firaun mengatakan "Akulah Tuhanmu yang paling tinggi." Apa yang menyebabkan Firaun Sampai berani mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan yang tertinggi? Syahdan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Firaun menjalani hidup dalam rentang usia yang sangat panjang, sampai 400 tahun dan dalam usia panjang yang dilalui itu tidak pernah ditimpa tidak pernah merasakan perihnya lapar, kerongkongannya tidak pernah tersentuh panasnya dahaga. Kelemahan dan ketidakberdayaan tidak pernah menemani saat-saat kehidupannya sesaat pun. Dia juga tidak pernah sakit sedikitpun, baik sakit kepala, sakit perut, demam, atau yang kenyataan yang dialami oleh Firaun inilah para ulama berkomentar seandainya saja dalam episode panjang perjalanan hidupnya itu Firaun pernah merasakan pahitnya lapar dan haus, pernah merasakan kelemahan dan ketidakberdayaan, atau pernah mendapatkan kesusahan hidup sejenak saja, niscaya dia tidak akan mengikrarkan dirinya sebagai Tuhan tertinggi."Setidaknya kisah tentang kepongahan puncak Firaun dapat kita jadikan dalil bahwa kebanyakan manusia yang tidak pernah mengalami perihnya lapar dan dahaga akan membuat mereka congkak dan angkuh," orang yang tidak merasakan kelemahan dan ketidakberdayaan dirinya, maka secara tidak langsung dia tidak mengakui kekuasaan Tuhannya. Itulah tragedi kemanusiaan sebab merupakan kodrati intrinsiknya sebagai manusia yang papa dan dho'if.
DefinisiKedaulatan Tuhan. Kedaulatan tuhan adalah dimana kekuasaan tertinggi suatu negara , di pegang oleh raja, yang di klaim sebagai keturunan dewa atau raja. Oleh sebab itu, negara dan pemerintah negara harus mewakili Tuhan di dalam menjalankan hukum Tuhan di dunia. Negara yang menganut paham kedaulatah Tuhan disebut negara teokrasi.
Firman Tuhan yang Relevan Dalam luasnya alam semesta dan cakrawala, makhluk ciptaan, yang tak terhitung jumlahnya, hidup dan berkembang biak, mengikuti hukum siklus kehidupan, dan mengikuti satu aturan yang konstan. Orang-orang yang meninggal membawa bersama mereka kisah-kisah orang yang masih hidup, dan orang-orang yang masih hidup mengulangi riwayat yang sama menyedihkannya dengan mereka yang telah binasa. Demikianlah, umat manusia mau tak mau bertanya kepada dirinya sendiri Untuk apa kita hidup? Dan mengapa kita harus mati? Siapa yang memerintah dunia ini? Siapa yang menciptakan umat manusia? Apakah umat manusia benar-benar diciptakan oleh alam? Apakah umat manusia benar-benar mengendalikan nasibnya sendiri? ... Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan umat manusia tanpa henti selama ribuan tahun. Sayangnya, semakin manusia telah menjadi terobsesi dengan pertanyaan-pertanyaan ini, semakin bertambah kehausan yang dimilikinya akan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menawarkan kepuasan sekejap dan kenikmatan daging yang bersifat sementara, tetapi jauh dari cukup untuk membebaskan manusia dari kesendirian, kesepian, serta kengerian dan ketidakberdayaan yang nyaris tersembunyi jauh di dalam jiwanya. Manusia hanya menggunakan pengetahuan ilmiah yang dapat dilihatnya dengan mata telanjang dan dipahami dengan otaknya untuk membius hatinya. Namun, pengetahuan ilmiah semacam itu tidak cukup untuk menghentikan manusia dari menyelidiki misteri. Manusia sama sekali tidak tahu siapa Yang Berdaulat atas alam semesta dan atas segala sesuatu, apalagi asal mula dan masa depan umat manusia. Umat manusia sekadar hidup, mau tak mau, di tengah hukum ini. Tak seorang pun yang dapat melepaskan diri dan tak seorang pun yang dapat mengubahnya, karena di antara segala sesuatu dan di langit hanya ada satu Pribadi dari selama-lamanya sampai selama-lamanya yang memegang kedaulatan atas segalanya. Dialah Pribadi yang tidak pernah dilihat manusia, Pribadi yang tidak pernah dikenal umat manusia, yang keberadaan-Nya tidak pernah dipercayai umat manusia—tetapi Dialah yang mengembuskan napas ke dalam nenek moyang manusia dan memberikan kehidupan kepada umat manusia. Dialah yang menyediakan dan memelihara umat manusia, membiarkan mereka ada; dan Dialah yang telah membimbing umat manusia sampai pada saat ini. Selain itu, Dia dan Dia sajalah Pribadi tempat umat manusia bergantung demi kelangsungan hidupnya. Dia memegang kedaulatan atas segala sesuatu dan mengatur semua makhluk hidup dalam alam semesta. Dia mengendalikan keempat musim, dan Dialah yang mendatangkan angin, embun beku, salju, dan hujan. Dia memberikan sinar matahari kepada umat manusia dan mendatangkan malam. Dialah yang membentangkan langit dan bumi, menyediakan gunung-gunung, danau, dan sungai serta semua makhluk hidup di dalamnya bagi manusia. Perbuatan-Nya ada di mana-mana, kuasa-Nya ada di mana-mana, hikmat-Nya ada di mana-mana, dan otoritas-Nya ada di mana-mana. Setiap hukum dan peraturan ini merupakan wujud perbuatan-Nya, dan masing-masing menyatakan hikmat dan otoritas-Nya. Siapakah yang dapat meloloskan dirinya sendiri dari kedaulatan-Nya? Siapakah yang dapat melepaskan dirinya sendiri dari rancangan-Nya? Segala sesuatu ada di bawah pandangan-Nya, dan terlebih lagi, segala sesuatu hidup di bawah kedaulatan-Nya. Perbuatan-Nya dan kuasa-Nya tidak memberikan pilihan bagi umat manusia selain mengakui bahwa Dia memang ada dan memegang kedaulatan atas segala sesuatu. Tidak ada yang lain selain Dia yang dapat memerintah alam semesta, apalagi membekali umat manusia tanpa henti. Terlepas dari apakah engkau dapat mengenali perbuatan Tuhan, dan terlepas dari apakah engkau percaya pada keberadaan Tuhan, tidak ada keraguan bahwa nasibmu terletak ditentukan oleh Tuhan, dan tidak ada keraguan bahwa Tuhan akan selalu memegang kedaulatan atas segala sesuatu. Keberadaan dan otoritas-Nya tidak didasarkan pada apakah kedua hal tersebut diakui dan dipahami oleh manusia atau tidak. Hanya Dialah yang mengetahui masa lalu, masa kini, dan masa depan manusia, dan hanya Dialah yang dapat menentukan nasib umat manusia. Terlepas dari apakah engkau dapat menerima fakta ini, tidak lama lagi, manusia akan menyaksikan semua ini dengan matanya sendiri, dan inilah fakta yang akan segera dinyatakan oleh Tuhan. Umat manusia hidup dan mati di bawah pengawasan Tuhan. Manusia hidup untuk pengelolaan Tuhan, dan saat matanya tertutup untuk terakhir kalinya, itu pun untuk pengelolaan ini. manusia datang dan pergi, dan itu terus berulang. Tanpa terkecuali, semua itu adalah bagian dari kedaulatan Tuhan dan rancangan-Nya. Tuhan adalah Pribadi yang berkuasa atas segala sesuatu dan memerintah segala sesuatu. Dia menciptakan segala sesuatu yang ada, Dia memerintah segala sesuatu yang ada, Dia berkuasa atas segala sesuatu yang ada, dan Dia menyediakan bagi segala sesuatu yang ada. Inilah status Tuhan, dan identitas Tuhan. Bagi segala sesuatu dan semua yang ada, identitas sejati dari Tuhan adalah Sang Pencipta dan Penguasa atas segala sesuatu. Demikianlah identitas yang dimiliki oleh Tuhan, dan Dia unik di antara segala sesuatu. Tidak satu pun dari makhluk ciptaan Tuhan—apakah mereka berada di antara umat manusia atau di dunia roh—dapat menggunakan cara atau alasan apa pun untuk menirukan atau menggantikan identitas dan status Tuhan, karena hanya ada Satu di antara segala sesuatu yang memiliki identitas, kekuasaan, otoritas, dan kemampuan untuk berkuasa atas segala sesuatu Tuhan kita yang unik itu sendiri. Dia hidup dan bergerak di antara segala sesuatu; Dia bisa naik ke tempat tertinggi, di atas segalanya; Dia dapat merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia, menjadi salah satu di antara manusia yang terdiri dari daging dan darah, berhadapan muka dengan orang-orang dan berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersama mereka. Pada saat yang bersamaan, Dia memerintah segala sesuatu yang ada, menentukan nasib dari segala sesuatu yang ada, dan menentukan ke arah mana segala sesuatu bergerak. Selain itu, Dia membimbing nasib seluruh umat manusia, dan mengendalikan arah tujuan umat manusia. Tuhan seperti ini harus disembah, ditaati, dan dikenal oleh semua makhluk hidup. Jadi, tidak peduli dari kelompok dan tipe mana engkau berasal, percaya kepada Tuhan, mengikuti Tuhan, menghormati Tuhan, menerima kekuasaan-Nya, dan menerima pengaturan Tuhan atas nasibmu merupakan satu-satunya pilihanmu—dan pilihan yang perlu—bagi siapa pun dan bagi makhluk hidup manapun. Dalam keunikan Tuhan, manusia melihat bahwa otoritas-Nya, watak-Nya yang benar, hakikat-Nya, dan cara-cara-Nya dalam menyediakan segala sesuatu semuanya unik; Keunikan ini menentukan identitas sejati dari Tuhan itu sendiri, dan itu menentukan status-Nya. Karena itu, di antara semua makhluk, jika ada makhluk hidup di dunia roh atau di antara umat manusia yang ingin menggantikan Tuhan, hal itu tidak mungkin, karena itu berarti mencoba menirukan Tuhan. Inilah kenyataannya. Tuhan menciptakan segala sesuatu, dan dengan demikian, Dia membuat semua ciptaan berada di bawah kekuasaan-Nya dan tunduk pada kekuasaan-Nya; Dia akan memerintah segala sesuatu, sehingga segala sesuatu berada di tangan-Nya. Semua ciptaan Tuhan, termasuk binatang, tumbuhan, umat manusia, gunung-gunung dan sungai-sungai, serta danau-danau—semua harus berada di bawah kekuasaan-Nya. Semua benda di angkasa dan di atas tanah harus berada di bawah kekuasaan-Nya. Semua ciptaan itu tak bisa punya pilihan lain dan harus tunduk pada pengaturan-Nya. Hal ini ditetapkan oleh Tuhan, dan merupakan otoritas Tuhan. Tuhan memerintah segala sesuatu, dan mengatur serta mengurutkan segalanya, masing-masing dikelompokkan berdasarkan jenisnya, dan diberikan posisinya sendiri, sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebesar apa pun sesuatu, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat melampaui Tuhan, segala sesuatu melayani manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dan tidak ada sesuatu pun yang berani untuk tidak menaati Tuhan atau mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Ada prinsip mendasar tentang perlakuan Tuhan Sang Pencipta terhadap makhluk ciptaan, yang juga merupakan prinsip yang tertinggi. Bagaimana Dia memperlakukan makhluk ciptaan sepenuhnya didasarkan pada rencana pengelolaan-Nya dan tuntutan-Nya; Dia tidak perlu berkonsultasi dengan siapa pun, juga tidak perlu membuat siapa pun setuju dengan-Nya. Apa pun yang harus Dia lakukan dan bagaimana pun Dia harus memperlakukan manusia, Dia melakukannya, dan apa pun yang Dia lakukan atau bagaimana pun Dia memperlakukan orang, semuanya itu sejalan dengan prinsip, yang dengannya Tuhan Sang Pencipta bekerja. Sebagai makhluk ciptaan, satu-satunya yang harus dilakukannya adalah tunduk; tidak boleh ada pilihan lain. Menunjukkan apakah hal ini? Ini menunjukkan bahwa Tuhan Sang Pencipta akan selalu menjadi Tuhan Sang Pencipta; Dia memiliki kuasa dan kualifikasi untuk mengatur dan menguasai makhluk ciptaan sebagaimana dikehendaki-Nya, dan tidak perlu alasan untuk melakukannya. Ini adalah otoritas-Nya. Tidak ada satu pun di antara makhluk ciptaan, sejauh mereka adalah makhluk ciptaan, yang memiliki kuasa atau memenuhi syarat untuk menghakimi tentang bagaimana Sang Pencipta harus bertindak atau apakah yang Dia lakukan itu benar atau salah, juga tidak ada makhluk ciptaan yang memenuhi syarat untuk memilih apakah mereka harus diperintah, diatur atau dibuang oleh Tuhan Sang Pencipta. Demikian pula, tidak ada satu makhluk ciptaan pun yang memiliki kualifikasi untuk memilih bagaimana mereka diperintah dan dibuang oleh Tuhan Sang Pencipta. Ini adalah kebenaran yang tertinggi. Apa pun yang telah dilakukan oleh Tuhan Sang Pencipta pada makhluk ciptaan-Nya, dan bagaimana pun Dia telah melakukannya, manusia yang diciptakan-Nya hanya boleh melakukan satu hal mencari, tunduk, tahu, dan menerima fakta yang diberlakukan oleh Tuhan Sang Pencipta. Hasil akhirnya adalah Tuhan Sang Pencipta akan menyelesaikan rencana pengelolaan-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, setelah menyebabkan rencana pengelolaan-Nya terus maju tanpa hambatan; sementara itu, karena makhluk ciptaan telah menerima peraturan dan pengaturan Sang Pencipta, dan tunduk pada peraturan dan pengaturan-Nya, mereka akan memperoleh kebenaran, memahami kehendak Sang Pencipta, dan mengetahui watak-Nya. Masih ada prinsip lain yang harus Kuberitahukan kepadamu apa pun yang dilakukan Sang Pencipta, bagaimana pun cara Dia bermanifestasi, dan entah yang dilakukan-Nya itu adalah perbuatan besar ataupun perbuatan kecil, Dia tetaplah Sang Pencipta; sedangkan segenap umat manusia yang Dia ciptakan, apa pun yang telah mereka lakukan, dan seberbakat atau seistimewa apa pun mereka, mereka tetaplah makhluk ciptaan. Adapun umat manusia yang diciptakan, sebanyak apa pun kasih karunia dan sebanyak apa pun berkat yang telah mereka terima dari Sang Pencipta, atau sebanyak apa pun belas kasih, kasih setia atau kebaikan yang mereka terima, tidak seharusnya mereka menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain, atau berpikir mereka bisa sederajat dengan Tuhan dan bahwa mereka telah menjadi berperingkat tinggi di antara makhluk ciptaan lainnya. Sebanyak apa pun talenta yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu, atau sebanyak apa pun kasih karunia yang telah Dia berikan kepadamu, atau sebaik apa pun Dia telah memperlakukan dirimu, atau apakah Dia telah memberimu beberapa talenta khusus, tidak satu pun dari semua ini merupakan asetmu. Engkau adalah makhluk ciptaan, dan karenanya engkau akan selamanya makhluk ciptaan. Jangan pernah engkau berpikir, "Aku adalah anak kesayangan di tangan Tuhan. Dia tidak akan pernah memukulku. Sikap Tuhan kepadaku akan selalu sikap yang penuh kasih, perhatian, dan belaian lembut, dengan bisikan hangat yang menghibur dan membesarkan hati." Sebaliknya, di mata Sang Pencipta, engkau sama seperti semua makhluk ciptaan lainnya; Tuhan bisa menggunakanmu seperti yang Dia kehendaki, dan bisa juga mengaturmu seperti yang Dia kehendaki, dan Dia bisa menatamu sesuai yang Dia kehendaki untuk memainkan peran apa pun antara segala macam orang, peristiwa, dan perkara. Inilah pengetahuan yang harus orang miliki, dan akal sehat yang harus mereka miliki. Ke mana engkau akan pergi setiap harinya, apa yang akan engkau lakukan, siapa atau apa yang akan engkau temui, apa yang akan engkau katakan, apa yang akan terjadi pada dirimu—dapatkah satu pun dari hal ini diprediksi? Orang tidak dapat meramalkan semua kejadian ini, apalagi mengendalikan bagaimana situasinya berkembang. Dalam kehidupan, peristiwa-peristiwa yang tak terduga ini terjadi sepanjang waktu; semua itu adalah kejadian sehari-hari. Perubahan yang terjadi setiap hari ini, dan bagaimana hal ini tersingkap, atau pola yang hal-hal ini ikuti, semua itu adalah pengingat terus-menerus bagi umat manusia bahwa tidak ada hal yang terjadi secara acak, bahwa proses terjadinya setiap peristiwa, sifat tak terhindarkan dari setiap peristiwa, semua itu tak bisa diubah oleh kehendak manusia. Setiap kejadian menyampaikan peringatan dari Sang Pencipta kepada umat manusia, dan juga mengirimkan pesan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan nasib mereka sendiri. Setiap peristiwa merupakan bantahan terhadap ambisi dan hasrat manusia yang liar dan sia-sia untuk menentukan nasib di tangan mereka sendiri. Peristiwa-peristiwa tersebut, satu demi satu, bagaikan tamparan keras di wajah manusia, memaksa orang untuk mempertimbangkan kembali siapakah yang pada akhirnya mengatur dan mengendalikan nasib mereka. Dan karena ambisi dan hasrat mereka berulang kali gagal dan hancur, manusia secara alami sampai pada penerimaan tanpa sadar akan apa yang telah digariskan nasib—sebuah penerimaan akan kenyataan, akan kehendak Surga dan kedaulatan Sang Pencipta. Dari perubahan sehari-hari ini hingga nasib seluruh kehidupan manusia, tidak ada hal yang tidak mengungkapkan rencana Sang Pencipta dan kedaulatan-Nya; tidak ada hal yang tidak menyampaikan pesan bahwa "otoritas Sang Pencipta tak terlampaui", yang tidak menyampaikan kebenaran kekal ini, yaitu bahwa "otoritas Sang Pencipta adalah yang tertinggi". Ketika menghadapi masalah kehidupan nyata, bagaimana seharusnya engkau mengenal dan memahami otoritas Tuhan dan kedaulatan-Nya? Ketika engkau dihadapkan dengan masalah-masalah ini dan tidak tahu bagaimana memahami, menangani dan mengalami hal-hal ini, sikap apa yang harus engkau ambil untuk menunjukkan niatmu untuk tunduk, keinginanmu untuk tunduk, dan realitas ketundukanmu pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan? Pertama-tama, engkau harus belajar menunggu; lalu, engkau harus belajar mencari; kemudian engkau harus belajar tunduk. "Menunggu" berarti menantikan waktu Tuhan, menantikan orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Dia atur bagimu, menantikan kehendak-Nya untuk secara berangsur-angsur terungkap dengan sendirinya bagimu. "Mencari" berarti mengamati dan memahami maksud Tuhan yang bijaksana bagimu melalui orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Dia persiapkan, memahami kebenaran melalui semua itu, memahami apa yang harus manusia capai dan jalan-jalan yang harus ia patuhi, memahami hasil seperti apa yang ingin Tuhan capai dalam diri manusia dan pencapaian seperti apa yang ingin Dia dapatkan dalam diri mereka. "Tunduk," tentu saja, berarti menerima orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Tuhan atur, menerima kedaulatan-Nya, dan melalui itu, mengetahui bagaimana Tuhan mengatur nasib manusia, bagaimana Dia membekali manusia dengan hidup-Nya, bagaimana Dia mengerjakan kebenaran dalam diri manusia. Segala sesuatu di bawah pengaturan dan kedaulatan Tuhan menaati hukum-hukum alam, dan jika engkau bertekad untuk membiarkan Tuhan mengatur dan menentukan segala sesuatu bagimu, engkau harus belajar menunggu, engkau harus belajar mencari, dan engkau harus belajar tunduk. Inilah sikap yang harus dimiliki setiap orang yang ingin tunduk pada otoritas Tuhan, inilah kualitas dasar yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menerima kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Untuk memiliki sikap seperti itu, memiliki kualitas seperti itu, engkau harus bekerja lebih keras. Inilah satu-satunya cara engkau dapat masuk ke dalam realitas yang sebenarnya. Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan. Misalnya, jika engkau berprasangka terhadap saudara-saudarimu, tentu akan ada perkataan-perkataan yang ingin kauucapkan—perkataan yang kaurasa mungkin jahat di mata Tuhan—tetapi jika engkau tidak mengatakannya, engkau akan merasakan ketidaknyamanan di dalam hatimu, dan pada saat itulah, peperangan akan mulai terjadi di dalam dirimu "Apakah aku harus bicara atau tidak?" Inilah peperangannya. Jadi, dalam segala sesuatu yang engkau hadapi selalu ada peperangan, dan ketika ada peperangan di dalam dirimu, berkat kerja sama dan penderitaanmu yang nyata, Tuhan bekerja di dalam dirimu. Akhirnya, engkau mampu mengesampingkan masalah di dalam dirimu dan kemarahanmu secara alami dipadamkan. Itulah dampak kerja samamu dengan Tuhan. Ada harga tertentu yang harus orang bayar untuk segala upaya yang mereka lakukan. Tanpa adanya penderitaan yang nyata, mereka tidak dapat memuaskan Tuhan; mereka bahkan jauh sekali dari memuaskan Tuhan, dan mereka hanya meneriakkan slogan kosong! Dapatkah slogan-slogan kosong ini memuaskan Tuhan? Ketika Tuhan dan Iblis berperang di alam roh, bagaimanakah seharusnya engkau memuaskan Tuhan, dan bagaimana engkau harus berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya? Engkau harus tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi kepadamu adalah sebuah ujian besar dan merupakan saat ketika Tuhan membutuhkanmu untuk menjadi kesaksian. Meskipun dari luar semua itu kelihatannya tidak penting, ketika hal-hal ini terjadi, semua ini menunjukkan apakah engkau mengasihi Tuhan atau tidak. Jika engkau mengasihi-Nya, engkau akan mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya, dan jika engkau belum menerapkan kasih kepada-Nya, ini menunjukkan bahwa engkau bukan orang yang melakukan kebenaran, bahwa engkau tidak memiliki kebenaran, dan tidak memiliki hidup. Engkau hanyalah sekam! Segala sesuatu yang terjadi kepada orang-orang terlaksana saat Tuhan mengharuskan mereka untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Dia. Meskipun tidak ada hal besar yang terjadi kepadamu saat ini dan engkau tidak menjadi kesaksian yang besar, setiap detail kehidupanmu sehari-hari adalah kesaksian bagi Tuhan. Jika engkau dapat membuat saudara-saudari, anggota keluarga, dan semua orang di sekitarmu kagum; jika pada suatu hari orang tidak percaya datang, dan mengagumi semua hal yang kaulakukan, dan melihat bahwa semua yang Tuhan lakukan menakjubkan, berarti engkau telah menjadi kesaksian. Walaupun engkau tidak memiliki pengertian dan kualitasmu rendah, melalui penyempurnaan Tuhan atas dirimu, engkau akan mampu memuaskan Dia dan memperhatikan kehendak-Nya, menunjukkan kepada orang lain pekerjaan besar apa yang telah Dia lakukan dalam diri orang-orang dengan kualitas terburuk. Ketika orang mulai mengenal Tuhan dan menjadi para pemenang di hadapan Iblis, luar biasa setia kepada Tuhan, maka tidak ada yang lebih pemberani daripada sekelompok orang ini, dan inilah kesaksian yang terbesar. Meskipun Ayub tidak pernah melihat Tuhan atau mendengar firman Tuhan dengan telinganya sendiri, Tuhan memiliki tempat di hati Ayub. Bagaimana sikap Ayub terhadap Tuhan? Sikap Ayub, seperti yang disebutkan sebelumnya, adalah, "terpujilah nama Yahweh". Pujiannya bagi nama Tuhan tanpa syarat, tidak memedulikan keadaan, dan tanpa alasan. Kita melihat bahwa Ayub telah memberikan hatinya kepada Tuhan, yang memungkinkannya untuk dikendalikan oleh Tuhan; semua yang dia pikirkan, semua yang dia putuskan, dan semua yang dia rencanakan dalam hatinya dibukakan kepada Tuhan dan tidak ditutup-tutupi dari Tuhan. Hatinya tidak berseberangan dengan Tuhan, dan dia tidak pernah meminta Tuhan untuk melakukan apa pun untuknya atau memberi apa pun kepadanya, dan dia tidak memendam hasrat berlebihan bahwa dia akan mendapatkan apa pun dari penyembahannya kepada Tuhan. Ayub tidak bernegosiasi dengan Tuhan, dan tidak mengajukan permintaan atau tuntutan kepada Tuhan. Dia memuji nama Tuhan karena kuasa dan otoritas Tuhan yang luar biasa dalam mengatur segala sesuatu, dan itu tidak bergantung pada apakah dia mendapatkan berkat atau ditimpa oleh bencana. Dia percaya bahwa terlepas dari apakah Tuhan memberkati orang atau mendatangkan bencana atas mereka, kuasa dan otoritas Tuhan tidak akan berubah, sehingga, bagaimana pun keadaan seseorang, nama Tuhan harus dipuji. Orang tersebut diberkati oleh Tuhan karena kedaulatan Tuhan, dan saat kemalangan menimpa manusia, itu juga terjadi karena kedaulatan Tuhan. Kuasa dan otoritas Tuhan berkuasa dan mengatur segala sesuatu tentang manusia; perubahan yang tak terduga pada kekayaan manusia adalah perwujudan dari kuasa dan otoritas Tuhan, dan apa pun sudut pandang seseorang, nama Tuhan harus dipuji. Inilah yang dialami oleh Ayub dan yang semakin diketahuinya selama tahun-tahun hidupnya. Seluruh pikiran dan tindakan Ayub sampai ke telinga Tuhan dan sampai di hadapan Tuhan, dan dipandang penting oleh Tuhan. Tuhan menghargai pengetahuan Ayub ini, dan menghargai Ayub karena memiliki hati seperti itu. Hati seperti ini senantiasa menantikan perintah Tuhan, dan di segala tempat, serta kapan dan di mana pun, hati seperti ini menyambut apa pun yang terjadi pada dirinya. Ayub tidak mengajukan tuntutan apa pun kepada Tuhan. Yang dia tuntut dari dirinya sendiri adalah menunggu, menerima, menghadapi, dan menaati seluruh pengaturan yang berasal dari Tuhan; Ayub percaya ini adalah tugasnya, dan itulah yang justru diinginkan oleh Tuhan. Dalam kepercayaannya kepada Tuhan, Petrus berusaha memuaskan Tuhan dalam segala hal, dan berusaha menaati segala sesuatu yang berasal dari Tuhan. Tanpa keluhan sedikit pun, ia sanggup menerima hajaran dan penghakiman, juga pemurnian, kesengsaraan, dan kekurangan dalam hidupnya, tak satu pun dari hal-hal itu yang dapat mengubah kasihnya kepada Tuhan. Bukankah inilah kasih kepada Tuhan yang sesungguhnya? Bukankah inilah pemenuhan tugas makhluk ciptaan Tuhan? Baik dalam hajaran, penghakiman, ataupun kesengsaraan—engkau selalu mampu mencapai ketaatan sampai mati, dan inilah yang harus dicapai oleh makhluk ciptaan Tuhan, inilah kemurnian kasih kepada Tuhan. Jika manusia dapat mencapai sejauh ini, dialah makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat, dan tak ada yang lebih memuaskan keinginan Sang Pencipta. Bayangkan engkau dapat bekerja bagi Tuhan, tetapi engkau tidak menaati Tuhan, dan tak mampu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Dengan demikian, engkau bukan saja tidak memenuhi tugasmu sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tetapi engkau juga akan dikutuk oleh Tuhan, karena engkau seorang yang tidak memiliki kebenaran, yang tidak mampu menaati Tuhan, dan yang tidak taat kepada Tuhan. Engkau hanya menghiraukan soal bekerja bagi Tuhan, dan tidak menghiraukan tentang menerapkan kebenaran, atau mengenal dirimu sendiri. Engkau tidak memahami ataupun mengenal Sang Pencipta, dan tidak menaati ataupun mengasihi Sang Pencipta. Engkau adalah seorang yang pada dasarnya tidak taat kepada Tuhan, dan orang seperti itu bukanlah orang yang dikasihi Sang Pencipta. Hanya Mereka yang Tunduk pada Kedaulatan Sang Pencipta yang Bisa Mendapatkan Kebebasan Sejati Karena orang tidak mengakui pengaturan Tuhan dan kedaulatan Tuhan, mereka selalu menghadapi nasib dengan menentang dan dengan sikap memberontak, dan mereka selalu ingin menyingkirkan otoritas dan kedaulatan Tuhan dan hal-hal yang telah ditentukan sebagai nasib mereka, berharap dengan sia-sia untuk mengubah keadaan mereka saat ini dan mengubah nasib mereka. Namun, mereka tidak pernah bisa berhasil dan mereka gagal pada setiap kesempatan. Pergumulan ini, yang terjadi jauh di dalam jiwa seseorang, mendatangkan rasa sakit mendalam yang terasa seakan tulang-tulang mereka telah diukir, pada saat hidup mereka digerogotinya. Apa penyebab kesakitan ini? Apakah karena kedaulatan Tuhan, ataukah karena seseorang dilahirkan tidak beruntung? Jelaslah bahwa keduanya tidak benar. Pada dasarnya, ini disebabkan oleh jalan yang orang ambil, cara-cara yang mereka pilih untuk menjalani hidup mereka. Sebagian orang mungkin tidak menyadari hal-hal ini. Namun, jika engkau sungguh-sungguh mengetahui, jika engkau sungguh-sungguh mengakui bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia, jika engkau sungguh-sungguh memahami bahwa segala sesuatu yang telah Tuhan rencanakan dan putuskan bagimu itu memberikan manfaat dan perlindungan yang besar, engkau akan merasakan kesakitanmu mulai mereda, dan seluruh keberadaan dirimu menjadi relaks, bebas, dimerdekakan. Menilik keadaan kebanyakan orang, mereka secara objektif tidak bisa benar-benar memahami nilai praktis dan makna kedaulatan Sang Pencipta atas nasib manusia, walaupun pada tingkatan yang subjektif, mereka tidak ingin terus hidup seperti cara hidup mereka sebelumnya dan menginginkan kelepasan dari kepedihan mereka; secara objektif mereka tidak bisa benar-benar mengakui dan tunduk pada kedaulatan Sang Pencipta, dan terlebih lagi, mereka tidak tahu bagaimana mencari dan menerima penataan dan pengaturan Sang Pencipta. Jadi, jika orang tidak dapat benar-benar menyadari fakta bahwa Sang Pencipta berdaulat atas nasib manusia dan atas segala hal yang berkenaan dengan manusia, jika mereka tidak dapat benar-benar tunduk pada kekuasaan Sang Pencipta, akan sulit bagi mereka untuk tidak dikendalikan dan dibelenggu oleh gagasan bahwa "nasib orang berada di tangannya sendiri". Akan sulit bagi mereka untuk menyingkirkan kepedihan dari pergumulan hebat mereka melawan nasib dan otoritas Sang Pencipta, dan tentu saja, akan sulit bagi mereka untuk menjadi benar-benar bebas dan dimerdekakan, untuk menjadi orang-orang yang menyembah Tuhan. Namun, ada cara yang sangat sederhana untuk membebaskan diri seseorang dari keadaan ini, yakni mengucapkan selamat tinggal pada cara hidupnya yang lama, pada tujuan hidupnya yang lama; merangkum dan menganalisis gaya hidup, pandangan hidup, pengejaran, hasrat, dan cita-cita mereka yang sebelumnya; lalu kemudian membandingkan hal-hal tersebut dengan kehendak dan tuntutan Tuhan terhadap manusia, dan melihat apakah ada dari hal-hal tersebut yang sejalan dengan kehendak dan tuntutan Tuhan, apakah ada dari hal-hal tersebut yang menyampaikan nilai-nilai hidup yang benar, yang menuntun orang pada pemahaman yang lebih baik akan kebenaran, dan memampukan orang untuk hidup dengan kemanusiaan dan keserupaan dengan seorang manusia. Ketika engkau berulang kali menyelidiki dan dengan saksama membedah berbagai tujuan yang dikejar orang dalam hidup beserta berbagai cara-cara hidup mereka, engkau akan mendapati bahwa tidak ada satu pun dari semua iu yang sesuai dengan maksud mula-mula Sang Pencipta ketika Dia menciptakan umat manusia. Semua itu menjauhkan orang dari kedaulatan dan pemeliharaan Sang Pencipta; semua itu adalah perangkap yang menyebabkan orang menjadi bejat, dan yang menuntun mereka ke neraka. Setelah engkau mengakui ini, tugasmu adalah menyingkirkan pandangan hidupmu yang lama, menjauhi berbagai perangkap, membiarkan Tuhan mengendalikan hidupmu dan membuat pengaturan bagimu; tugasmu hanyalah berusaha untuk tunduk pada pengaturan dan bimbingan Tuhan, untuk hidup tanpa memiliki pilihan pribadi, dan menjadi seseorang yang menyembah Tuhan. Ini terdengar mudah, tetapi ini hal yang sulit untuk dilakukan. Ada orang yang mampu menanggung rasa sakitnya, ada yang tidak. Ada yang bersedia untuk taat, ada yang tidak. Mereka yang tidak bersedia, tidak memiliki hasrat dan tekad untuk melakukannya; mereka dengan jelas menyadari akan kedaulatan Tuhan, benar-benar tahu bahwa Tuhanlah yang merencanakan dengan saksama dan mengatur nasib manusia, tetapi mereka tetap memprotes dan bergumul dan tetap tidak merasa tenang jika meletakkan nasib mereka dalam tangan Tuhan dan tunduk pada kedaulatan Tuhan; bahkan, mereka membenci penataan dan pengaturan Tuhan. Jadi, akan selalu ada beberapa orang yang ingin melihat sendiri apa yang mampu mereka lakukan; mereka ingin mengubah nasib dengan kedua tangan mereka sendiri, atau mencapai kebahagiaan dengan kekuatan mereka sendiri, melihat apakah mereka bisa melangkahi batas otoritas Tuhan dan melampaui kedaulatan Tuhan. Tragedi manusia bukanlah karena ia mencari kehidupan yang bahagia, bukan karena ia mengejar ketenaran dan kekayaan atau memberontak terhadap nasibnya melewati kabut, melainkan karena setelah ia melihat keberadaan Sang Pencipta, setelah mengetahui fakta bahwa Sang Pencipta berdaulat atas nasib manusia, ia tetap tidak bisa memperbaiki cara hidupnya, tidak bisa menarik kakinya dari dalam lumpur, malahan mengeraskan hati dan bersikeras dalam kesalahannya. Ia lebih suka terus meronta-ronta di dalam lumpur, berupaya dengan keras kepala melawan kedaulatan Tuhan, menentangnya sampai akhir yang pahit, melakukan semua itu tanpa sedikit pun penyesalan. Hanya ketika ia telah terkapar hancur dan berdarah, barulah ia akhirnya memutuskan untuk menyerah dan berbalik arah. Inilah kepiluan manusia yang sebenarnya. Jadi Aku berkata, mereka yang memilih untuk tunduk adalah orang-orang bijaksana, sedangkan yang memilih untuk melawan dan melarikan diri adalah orang-orang bodoh.
Shalomsahabat Renungan Singkat Untukmu. Diberkatilah setiap kita yang selalu mengandalkan Tuhan. Renungan hari ini diambil dari senandung lagu Daud dalam Mazmur 139: 1b-6. " (1b)TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; (2)Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. (3)Engkau memeriksa aku, kalau
Contohdari sikap ini adalah keberanian seorang wanita untuk melapor atas kekerasan yang terjadi pada dirinya. Rata-rata wanita cenderung tidak berani melaporkan kekerasan yang terjadi, baik fisik maupun seksual karena takut dan malu. Perlu keberanian untuk mengungkapkannya agar hak perlindungan atas dirinya bisa terpenuhi. 6.
JelaskanPRINSIP Kedaulatan Tuhan dan Kedaulatan Negara!. Question from @Gabbee - Sekolah Menengah Pertama - Ppkn. Search. Articles Register ; Sign In . Gabbee @Gabbee. March 2019 1 22 Report. Jelaskan PRINSIP Kedaulatan Tuhan dan Kedaulatan Negara! kevincandra16 A) Teori Kedaulatan TuhanAPercaya akan kekuasaan firaun B Percaya akan kata-kata pendeta C Percaya kehidupan selepas mati D Percaya kewujudan banyak tuhan Masyarakat Lembah Indus telah menjalin Hubungan perdagangan dengan Mesopotamia 28. Bukti pernyataan di atas ialah penemuan (Hlm26) A cap mohor B gading gajah C barangan logam D barangan tembikar 29.Pertama kedaulatan-Nya meliputi segala bumi. Tidak ada yang dapat berada di luar kedaulatan-Nya. Allah yang menciptakan segalanya, Allah yang berdaulat dan berkuasa atas segalanya. Kedua, kedaulatan-Nya adalah absolut. Tidak ada yang bisa membatasi atau menggagalkan kedaulatan dan rencana Allah. Ketiga, kedaulatan-Nya tidak berubah.rdh5jiI.